Aku mengagumi Yogya sejak aku menyukai puisi. Dulu seorang teman pernah menceritakan bahwa Yogya di setiap sudut jalan-jalannya ada banyak sastrawan, belok kana...
Pada sebuah senja yang basah di musim hujan bertahun lalu. Gerimis yang tiada kunjung reda menghantarkan seorang lelaki tua di depan gerbang rumahku. Tiga kali ...
Pada sepasang matanya kutemukan sesuatu yang aneh. Muara darah yang berlumur hitam. Serasa darah apkir sapi yang menjadi tumbal di rumah jagal. Mengalir beg...
Cinta dan duka itu tampak serupa tapi tak sama dan tak dapat dipisah. Ada yang bilang keduanya seperti sungai dan laut, yang selalu bermuajah di muara. Mung...
Sejak kecil aku sangatlah suka dideh. Setiap hari tak tak menyantapnya rasanya selang-selang yang berada di ruang perut terasa serret, sesak, karena penuh s...
Seperti apakah cinta itu dan dari mana datangnya? Kita pun tak pernah tahu. Cinta bagiku sesuatu yang mustahil dan tak masuk akal. Cinta itu seperti pisau y...
Maya sudah asyik duduk di depan layar monitor komputer berukuran 14 sentimeter sejak dua jam yang lalu. Rokok di sela jemarinya masih mengepul.
Berselanc...
Saya pecinta hujan yang mungkin fanatik. Sejak kecil —saya selalu jauh lebih bergembira saat hujan turun, ketimbang saat hari terlihat cerah. Meski hujan me...